Kontroversi Bahaya Handphone
Handphone, kalo dulu gw masi jarang lihat temen gw yang kemana-mana bawa hp, kalopun ada masih bisa diitung sama jari, itupun tipe hp untuk nimpuk anjing.. hhee..
Berbeda sama sekarang, hampir semua temen gw punya alat komunikasi ini, mulai dari tipe jadoel, ampe yang layarnya bisa diinjek-injek, maksudnya dipencet-pencet ^__^
Disetiap ada waktu senggang, entah itu saat istirahat sekolah, kumpul sama temen, diwarung, di bus, sampe dikelas dalam waktu pelajaranpun temen-temen gw ntu sempetin untuk teleponan, gak tau sama siapa, tau ntu m`maknya apa pacarnya...
sampai saat gw bikin posting ini, dari sekitar 7 temen gw, 4 orangnya masih sibuk sama hpnya, telepon cw satu ampe cw yg kesepuluh... ^__^
Gak heran sih kenapa mereka senang bertelepon ria, selain untuk pendekatan sama cewe, berkangen-kangenan juga karena tawaran tarif telepon seluler dari berbagai perusahaan yang benar-benar menggiurkan: gratis bicara sepanjang hari, bebas menelepon semaumu atau ngobrol sampai dower, dan banyak iming-iming lainnya. Gara-gara tarif murah, orang dengan mudah berhalo-halo tanpa batas. Pulsa mungkin saja "aman", namun kesehatan bisa terancam.
Pengguna telepon seluler kini mencapai
Berbeda sama sekarang, hampir semua temen gw punya alat komunikasi ini, mulai dari tipe jadoel, ampe yang layarnya bisa diinjek-injek, maksudnya dipencet-pencet ^__^
Disetiap ada waktu senggang, entah itu saat istirahat sekolah, kumpul sama temen, diwarung, di bus, sampe dikelas dalam waktu pelajaranpun temen-temen gw ntu sempetin untuk teleponan, gak tau sama siapa, tau ntu m`maknya apa pacarnya...
sampai saat gw bikin posting ini, dari sekitar 7 temen gw, 4 orangnya masih sibuk sama hpnya, telepon cw satu ampe cw yg kesepuluh... ^__^
Gak heran sih kenapa mereka senang bertelepon ria, selain untuk pendekatan sama cewe, berkangen-kangenan juga karena tawaran tarif telepon seluler dari berbagai perusahaan yang benar-benar menggiurkan: gratis bicara sepanjang hari, bebas menelepon semaumu atau ngobrol sampai dower, dan banyak iming-iming lainnya. Gara-gara tarif murah, orang dengan mudah berhalo-halo tanpa batas. Pulsa mungkin saja "aman", namun kesehatan bisa terancam.
Pengguna telepon seluler kini mencapai
115 juta orang, sekitar separuh dari jumlah penduduk Indonesia. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pengguna handphone di seluruh jagat mencapai tiga miliar orang. Dua kali lipat dibandingkan data 2005.
Di balik semua kemudahan berkomunikasi, telepon genggam memunculkan kekhawatiran, terutama bagi kesehatan. Seperti penelitian yang dilakukan Vini Gautam Khurana, ahli bedah saraf dari Universitas Nasional Australia.
Selama 15 bulan, Khurana menelaah lebih dari 100 penelitian yang telah dilakukan berbagai lembaga, tentang keselamatan penggunaan telepon seluler. Hasil penelitian itulah yang menimbulkan gelombang reaksi besar hingga sekarang, karena Khurana menyatakan penggunaan telepon seluler akan memicu epidemi tumor otak, yang akan membunuh lebih banyak orang ketimbang rokok. Menurut riset profesor peraih 14 penghargaan medis ini, penggunaan telepon seluler--langsung dari handset--lebih dari 10 tahun akan menggandakan risiko terkena kanker otak.
Tidak hanya Khurana yang punya perhatian besar terhadap dampak buruk penggunaan telepon seluler, lembaga penelitian bergengsi lain juga demikian. Pada Juni lalu Mobile Telecommunications and Health Research di Inggris, bekerja sama dengan Imperial College, London, mengadakan penelitian besar-besaran tentang apakah telepon genggam bisa memicu gejala kanker otak, alzheimer, dan parkinson. Penelitian yang didanai pemerintah Inggris dan sejumlah perusahaan seluler ini akan "membuntuti" 90 ribu orang responden selama setahun. Lalu mengevaluasi dampak kesehatannya.
Menjawab kekhawatiran dunia akan bahaya telepon genggam, Organisasi Kesehatan Dunia juga telah meluncurkan Health Evidence Network. Ini merupakan layanan informasi Organisasi Kesehatan Dunia Kantor Regional Eropa, sebagai referensi bagi pengambil keputusan di bidang medis.
Ternyata, menurut organisasi kesehatan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa ini, bukti bahwa radiasi telepon seluler dapat memicu tumor otak, tumor pada sel saraf pendengaran, tumor kelenjar saliva, leukemia dan limfoma, masih "lemah dan tak bisa disimpulkan". Alasannya, orang hanya memakai telepon dalam waktu terbatas, bukan sepanjang hari secara terus-menerus.
Meski begitu, lembar fakta Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan, tidak ada bukti bukan berarti tidak ada efek. Harus ada penelitian lanjutan yang lebih spesifik untuk tiap-tiap kasus. Untuk itu, pada Oktober 2009, organisasi ini akan mengeluarkan rekomendasi resmi tentang aturan menggunakan telepon genggam, tentu saja berdasar penelitian yang lebih kredibel. Khurana sendiri menyarankan untuk membuat penelitian dampak penggunaan telepon seluler dalam jangka 10-15 tahun, agar menghasilkan "kajian ilmiah yang solid"
Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) ini membandingkan telepon genggam dengan obat. Jika sebelum dipasarkan, obat harus sukses melalui serangkaian proses (dicoba di hewan, lalu di manusia, kemudian di orang sakit), alat-alat teknologi pun seharusnya begitu. "Mesti ada aturan dari sisi kesehatan, sebelum produk itu dipasarkan," kata Silvia. Jangan hanya berorientasi pada kecanggihan tapi tak mementingkan sisi medis.
Saran dari gw si, pakai perlengkapan elektronik dalam jangka waktu yang wajar dan seperlunya. soal cewe langsung temuin aja, gak pake pulsa, paling ongkos atau bensin doank.. ^__^
Dan terakhir..
ada pendapat atau tambahan lain..???
Di balik semua kemudahan berkomunikasi, telepon genggam memunculkan kekhawatiran, terutama bagi kesehatan. Seperti penelitian yang dilakukan Vini Gautam Khurana, ahli bedah saraf dari Universitas Nasional Australia.
Selama 15 bulan, Khurana menelaah lebih dari 100 penelitian yang telah dilakukan berbagai lembaga, tentang keselamatan penggunaan telepon seluler. Hasil penelitian itulah yang menimbulkan gelombang reaksi besar hingga sekarang, karena Khurana menyatakan penggunaan telepon seluler akan memicu epidemi tumor otak, yang akan membunuh lebih banyak orang ketimbang rokok. Menurut riset profesor peraih 14 penghargaan medis ini, penggunaan telepon seluler--langsung dari handset--lebih dari 10 tahun akan menggandakan risiko terkena kanker otak.
Tidak hanya Khurana yang punya perhatian besar terhadap dampak buruk penggunaan telepon seluler, lembaga penelitian bergengsi lain juga demikian. Pada Juni lalu Mobile Telecommunications and Health Research di Inggris, bekerja sama dengan Imperial College, London, mengadakan penelitian besar-besaran tentang apakah telepon genggam bisa memicu gejala kanker otak, alzheimer, dan parkinson. Penelitian yang didanai pemerintah Inggris dan sejumlah perusahaan seluler ini akan "membuntuti" 90 ribu orang responden selama setahun. Lalu mengevaluasi dampak kesehatannya.
Menjawab kekhawatiran dunia akan bahaya telepon genggam, Organisasi Kesehatan Dunia juga telah meluncurkan Health Evidence Network. Ini merupakan layanan informasi Organisasi Kesehatan Dunia Kantor Regional Eropa, sebagai referensi bagi pengambil keputusan di bidang medis.
Ternyata, menurut organisasi kesehatan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa ini, bukti bahwa radiasi telepon seluler dapat memicu tumor otak, tumor pada sel saraf pendengaran, tumor kelenjar saliva, leukemia dan limfoma, masih "lemah dan tak bisa disimpulkan". Alasannya, orang hanya memakai telepon dalam waktu terbatas, bukan sepanjang hari secara terus-menerus.
Meski begitu, lembar fakta Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan, tidak ada bukti bukan berarti tidak ada efek. Harus ada penelitian lanjutan yang lebih spesifik untuk tiap-tiap kasus. Untuk itu, pada Oktober 2009, organisasi ini akan mengeluarkan rekomendasi resmi tentang aturan menggunakan telepon genggam, tentu saja berdasar penelitian yang lebih kredibel. Khurana sendiri menyarankan untuk membuat penelitian dampak penggunaan telepon seluler dalam jangka 10-15 tahun, agar menghasilkan "kajian ilmiah yang solid"
Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) ini membandingkan telepon genggam dengan obat. Jika sebelum dipasarkan, obat harus sukses melalui serangkaian proses (dicoba di hewan, lalu di manusia, kemudian di orang sakit), alat-alat teknologi pun seharusnya begitu. "Mesti ada aturan dari sisi kesehatan, sebelum produk itu dipasarkan," kata Silvia. Jangan hanya berorientasi pada kecanggihan tapi tak mementingkan sisi medis.
Saran dari gw si, pakai perlengkapan elektronik dalam jangka waktu yang wajar dan seperlunya. soal cewe langsung temuin aja, gak pake pulsa, paling ongkos atau bensin doank.. ^__^
Dan terakhir..
ada pendapat atau tambahan lain..???
sekarang anak remaja ampe emak-emak kemana-mana bawa hape..
ReplyDeleteke toilet, ke mall dll..
addduuuuuh..
ternyata eh ternyata..
akibatnya fatal bgt >.<
hiiiii sereeeemm...
hahahah sarannya bagus tuh..
langsung aja ketemu tatap muka..
bisa liat secara langsung..
ga perlu 3G..
yg buang2 pulsa..
rasa silaturahminya juga jadi naik..
Bukan hanya dari kesehatan yang terkena dampak HP, Moral generasi bangsa pun terancam....
ReplyDeleteAnak SD ajah dah banyak yang tat..tit...tut...mainin HP disela2 jam pelajaran.
Padahal....HP menjadi media penyebaran BOKEP...!!!
mungkin hanya saya yang boleh di kata ketinggalan zaman kemana mana masih bawa WT yang gedenya cukup buat nakutin anjing tetangga... HP gak kepake soalnya sinyal di gunung susah..
ReplyDeletewidih...edan gawat tumor otak....untuk jarang telpon2an.....
ReplyDeletetelponan boleh... asalkan dlm jangka waktu yg wajar... ^__^
ReplyDeletetinggal siapa yang make lah mas!
ReplyDeletekalo dipake anak kecil pasti banyak mubazirnya!
@apipuzi: bukan mas... tapi ade yang tepat... ^__^
ReplyDeletekalau mau telp lama pake headset aja
ReplyDeletewah nice info bro, secara hp dah menjiwa bgt, smoga bisa dikurangi pemakaiannya
ReplyDeletewah..hape berbahaya ya......
ReplyDeletebisa buat lempar orang juga...
waaaahhhh kereeennnn, aq jadi tau niy bahayanya...
ReplyDeleteapalagi sekarang semuanya menenteng hape kayak menenteng jari-jemari mereka....
waaaahhhh gak boleh ketagihan maen hape niy....
waduh, ternyata bisa menimbulkan kangker otak juga nihh...
ReplyDeletewah, sekarang mendingan lebih meminimalisir penggunaan HP dalam kehidupan sehari-hari ...
waduuh saya juga kemana-mana bawa hape x( susah mau lepasnya
ReplyDeletemaka nya pas tidur handpone di matiin aja
ReplyDeletebiar aman hehe
Kan pabrik HP udah peringatkan di buku manualnya. Kalo suaranya disetel kenceng, bisa merusak kuping.
ReplyDeleteTerus kan HP udah dipasang speaker, jadi HP-nya ngga perlu dipasang di kuping, cukup di depan mulut kayak mic.
Dan sesuai petunjuk Telkom dari dulu, gunakan telepon dengan bijak. Jadi ngga usah nelfon kalo ngga perlu-perlu amat..
ada kelebihan dan kekuranganya
ReplyDelete@Vicky Laurentina: Jadi ngga usah nelfon kalo ngga perlu-perlu amat..
ReplyDeletegua ngerasa fine aja tuh
ReplyDeletekunjungi blog
"health-fitness-health.blogspot.com"
ponari ja HPnya N95...sy ja kalah...
ReplyDeletetapi emang bener..sy adalah satu korban HP..
klo HP ketinggalan rasanya ada yg kurang...apalagi sekarang lagi menjamur virus "HP DOUBLE"= GSM punya CDMA punya....ga cukup satu emang ya?
aku nga bisa lepas juja thu dari hp,
ReplyDeletetapi nga terlalu yang gmn gmn,,maak waktu lowbat di pake aja,,kan kasian,,hehehehhe
@Ranie "'HP DOUBLE'= GSM punya CDMA punya....ga cukup satu emang ya?" : waahh kaya temen saya tu... ^___^
ReplyDelete@Inuel ^^: Kalau saya hp lowbat te2p nyala... hhee...
ReplyDelete^^,
mengerikan jg akibatnya...cm kl gak pake gimana dunk....gini hare gak pake hp hihihi....
ReplyDeletemkn canggih teknologi, mkin besar jg dampaknya.. susah jg yaa?!
ReplyDeletebahaya laten hape lainnya adalah kerjaan dari boss yang tak terduga.. makanya kalo hari libur mending Hape dimatiin.. daripada nanti di call boss disuruh kekantor.. hehehe... :)
ReplyDelete@alphawave: bener juga tuh.. lagi asik2 tidur, disuruh jaga warnet... T_T
ReplyDeleteKalau di Indonesia jangan takutlah. Kan hobinya masih SMS. :)
ReplyDeletetakut kena radiasi??? kl nelpon pake handsfree ajah, katanya mengurangi resiko kena deh,
ReplyDeletetp kl masi takut juga, ya udah ga usah telponan, smsan ajah. hehehe...
@sunardi & .: PoetZ :. : smsan juga jgn kseringan...
ReplyDeletenanti jari tangan bisa kapalan... ^___^
hello
ReplyDeletenice post..
hemm,,yang aku tahu sih,,handphone itu bisa nyebabin masalah kalo dipakenya lebih dari 50 jam sebulan(kalo gak salah inget),,terus kalo berada di daerah yang sinyalnya susah n kita nelpon gak pake handsfree,,nah ntu kuat banget radiasinya..
ReplyDeletejangan pake hp atuh, pake aja ulekan ? tahu ndak ulekan he....he...
ReplyDeletemakasih infonya ya
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletemakasih infonya lam kenal aja...
ReplyDeletesip infonya lam kenal ....
ReplyDeleteTernyata dampaknya telepon genggem sangat berbahaya. tapi manusia sekarang tidak bisa lepas dari yg namanya telepon genggam. Kita tidak bisa lepas karena telepon genggam sekarang menjadi kebutuhan primer di masyarakat.
ReplyDeletemakasih atas infonya
ReplyDeleteterima kasih gan atas infonya
ReplyDeleteTerima kasih atas informasinya, semoga bermanfaat :)
ReplyDelete